Kamis, 13 Maret 2014

pidato



Karya : Algia Warni
Kelas  : XII IPS 1

Assalamu’alaikum Wr Wb

Alhamdulillah. Alhamdulillahi rabbal alamin assolatu wassalamu’ala asrofil anbiya iwal mursalin wa’ala alihi wasohbihi ajma’in amma ba’du.
Robbisrohli sodri wayassirli amri wahlul u’datamilisani yaf’qahu qauli.

Yth. Ibu Dalillah, S. Pd
Yth. Teman-teman yang saya cintai

Hadirin yang saya muliakan,
Tidak lupa kita panjatkan puji dan syukur kehadiran Allah SWT atas karunia nikmat iman, islam dan kasih sayangNya bahkan kita masih diberikan kesempatan, kekuatan dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.
Salawat dan salam kita haturkan kepada junjungan nabi besar kita Muhammad SAW  serta sahabat, kerabat dan pengikut-pengikut beliau hingga akhir zaman. Semoga rahmat dan ridho Allah senantiasa mengalir kepada kita. Amin Allahumma Amin.
Hadirin yang berbahagia,
Alhamdulillah, dalam kesempatan ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul “ Bersyukur untuk Berbagi”

Berkaitan dengan surah Fathir ayat 30,

لِيُوَفِّيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيَزِيدَهُم مِّن فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ

"Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri."(Qur’an Surat. Fathir:30).
Hadirin yang terhormat,

Masih begitu banyak anak-anak diluaran sana yang menghabiskan waktunya untuk mengamen, menjual koran-koran atau sekedar mencari sesuap nasi. Membiarkan dirinya terombang-ambing dalam kejamnya kehidupan ini, mereka rela berbagi meski dirinya juga membutuhkannya. Masih pantaskah kita yang memiliki segalanya, tidak bisa berbagi kepada saudara-saudara kita? Masih pantaskah kita disebut orang yang berpendidikan, sementara orang-orang disekitar kita kelaparan? Masih pantaskah kita sebagai manusia, tetapi tidak mau membantu satu sama lain?
Mari kita renungkan, tentang semua yang kita miliki, tentang semua yang kita impikan, tentang semua kekurangan yang kita miliki, dan bersyukurlah. Saya akan sedikit menjelaskan tentang bentuk dari perwujudan rasa syukur kita.
Syukur itu diwujudkan dalam tiga aspek :
1. Syukur dengan hati, yaitu menyadari dan menyakini bahwa semua nikmat dan karunia yang diperoleh merupakan anugerah Allah dan berasal dari-Nya.
2. Syukur dengan lisan, yaitu dengan memuji Allah sebanyak-banyaknya.
3. Syukur dengan perbuatan, yaitu taat beribada kepada-Nya dan menggunakan karunia itu untuk kebaikan.

Begitu penting arti sebuah syukur,  dalam Qur’an Surah Ibrahim ayat 14 yang artinya :
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),maka pasti azab-Ku sangat berat."(Qur’an Surat. ibrahim [14]:)

Hadirin yang saya rahmati Allah,
Sebagai generasi muda kita dituntut untuk senantiasa bersikap baik, belajar menjadi sosok yang bijak dan menghindari berbagai macam hal yang mengelirukan. Banyak tanggung jawab yang tertumpu pada kita. Kita adalah harapan banyak orang untuk meneruskan ekspektasi bangsa yang besar ini. Jangan pernah lupa terhadap tanggung jawab yang telah diamanahkan kepada kita.

Mari bersyukur dan berbagi, karena dengan bersyukur kita telah mengungkapkan rasa terima kasih kepada Allah atas semua yang kita miliki, dan dengan berbagi kita dapat merasakan bagaimana nikmat yang Allah berikan kepada kita. Bersyukurlah karena ada rahasia dibalik rahasia, Maha sempurna Allah beserta rencanaNya.
Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Salah khilaf mohon maaf. Kesempurnaan hanya milik Allah. Kekurangan berasal dari diri saya sendiri.
Wallahu’alam bishowaab, Wabillahitaufikwalhidayah,
Wassalamu’alaikum wr wb.

Rabu, 19 Juni 2013

pengorbanan disudut pengabdian (teruntuk bapak Jumiadi K.F)



ingat-ingatlah semua pagi yang kau syukuri
semua siang  yang kau habiskan mengajari kami
lalu tawa kita pecah
pada secangkir butiran embun
sembari memakan ilmu yang kau sajikan
kau kembali mengantar mimpi
sebab lukisan jasamu belum juga punah
tak akan pernah

guru...
diantara tangisan bunyi
yang alpa karena hasrat begitu nakal
andai kami bisa jujur
air mata tak mungkin gugur
semua nasihatmu takkan pergi meninggal jejak
sebab jalan kami yang buntu kau sinari

goresan pena yang tak kami pahami
telah kami baca disetiap tulusnya hatimu
mengajari dan mendoakan
kau dakwahkan segala yang kau punya
pada sajadah pengetahuan, kau hamparkan ilmu untuk kami
di  usia senja, perjuanganmu tetap menjadi cahaya mata
darimu, kami mengetahui banyak hal
terimakasih untuk warna yang indah
karena hati seorang guru
adalah bunga kita semua

Tombak Kebencian

Benarkah aku iri ?
atau barangkali dengki ?
Aku kian tersandar di ujung tombak,
dan sungguh ini menyakitkan
Beradu pada pulpen merah
yang angin selipkan
pada kertas kuning berparas senyuman
mengeja setiap bait-bait kegundahan
Tanpa sengaja, aku hilang ditelan kebencian

Jumat, 14 Juni 2013

07-11-11 Kota citra

Banyak yang ingin ku pahat
Didinding air
Diatas hujan yang menyapa
Sempurna yang tiada mampu ku ungkapkan
Tatkala tepinya kita yang lukiskan
Dengan dialah
Dengan yang tersenyum sipu syahdu
Berirama siulan nyanyian mendayu
Pesonakan antara kau dan aku
Kita yang beradu pada rindu

Maaf karena telah membuatmu mencintaiku
Maaf jika segala caraku menyakitimu
Aku tak pernah bermaksud mempermainkanmu
Tapi bila kau merasa begitu,
Berarti aku hanya pelangi tak berwarna

Mengiris Kejutan


Terlintas kejutan
Lalu aku bertanya,
Aku siapa dan engkau siapa ?
Mengiris sesak masih memanja namamu
Apa kau tau ?
Sekarang aku tersudut
Pontang-panting menyelamatkan hati
Seakan dunia ini hanya berpihak padamu
Tanpa membuka mata sedikitpun untukku
Kau masih debu
Kini menjadi abu, yang membakar seluruh ragaku
"Selamat atas kemenanganmu !"

Berlayar Habsyi Hanya kepadaMu Ya Rabby

Penerang hati dikala hati bimbang
Cahaya bagi orang-orang yang telah bermunajat
Tasbih Cinta disepakati
Berlayar dari janji ke janji
dari kata ke kata
dari bait ke bait
dari alif bertasbih kelangit
sebelum arung nafas menepi
riak riak kasidah puisi
dalam lingkup Habsyi
cahaya puja puji
Hanya kepadaMu Ya Rabby

Lantunan abadi dalam jiwa
seperti matahari bertakbir pada alam semesta
Berdzikir dalam gerak nafas kehidupan
dalam mimpi yang panjang
tentang damai
SurgaMu Ya Rabby

Subuh Syahadat-Mu

Duniaku menari-nari khusyu
mengintai syukur dilafadz-Nya
Subhanallah tak henti henti
Peluk erat syahadat-Mu
Aku baru terjaga disepanjang mata memandang
Mengayuh asma-Mu dikesubuhan
Dari kedalaman samudera iman
Terbuka jendela,
pada gerimis yang mengeja
lewat atas tirai terbelenggu
Aku menatap nikmatMu
Bertepi
Menunggu senandung adzan berkumandang
Dan inilah,
Subuh syahadat-Mu