Rabu, 19 Juni 2013

pengorbanan disudut pengabdian (teruntuk bapak Jumiadi K.F)



ingat-ingatlah semua pagi yang kau syukuri
semua siang  yang kau habiskan mengajari kami
lalu tawa kita pecah
pada secangkir butiran embun
sembari memakan ilmu yang kau sajikan
kau kembali mengantar mimpi
sebab lukisan jasamu belum juga punah
tak akan pernah

guru...
diantara tangisan bunyi
yang alpa karena hasrat begitu nakal
andai kami bisa jujur
air mata tak mungkin gugur
semua nasihatmu takkan pergi meninggal jejak
sebab jalan kami yang buntu kau sinari

goresan pena yang tak kami pahami
telah kami baca disetiap tulusnya hatimu
mengajari dan mendoakan
kau dakwahkan segala yang kau punya
pada sajadah pengetahuan, kau hamparkan ilmu untuk kami
di  usia senja, perjuanganmu tetap menjadi cahaya mata
darimu, kami mengetahui banyak hal
terimakasih untuk warna yang indah
karena hati seorang guru
adalah bunga kita semua

Tombak Kebencian

Benarkah aku iri ?
atau barangkali dengki ?
Aku kian tersandar di ujung tombak,
dan sungguh ini menyakitkan
Beradu pada pulpen merah
yang angin selipkan
pada kertas kuning berparas senyuman
mengeja setiap bait-bait kegundahan
Tanpa sengaja, aku hilang ditelan kebencian

Jumat, 14 Juni 2013

07-11-11 Kota citra

Banyak yang ingin ku pahat
Didinding air
Diatas hujan yang menyapa
Sempurna yang tiada mampu ku ungkapkan
Tatkala tepinya kita yang lukiskan
Dengan dialah
Dengan yang tersenyum sipu syahdu
Berirama siulan nyanyian mendayu
Pesonakan antara kau dan aku
Kita yang beradu pada rindu

Maaf karena telah membuatmu mencintaiku
Maaf jika segala caraku menyakitimu
Aku tak pernah bermaksud mempermainkanmu
Tapi bila kau merasa begitu,
Berarti aku hanya pelangi tak berwarna

Mengiris Kejutan


Terlintas kejutan
Lalu aku bertanya,
Aku siapa dan engkau siapa ?
Mengiris sesak masih memanja namamu
Apa kau tau ?
Sekarang aku tersudut
Pontang-panting menyelamatkan hati
Seakan dunia ini hanya berpihak padamu
Tanpa membuka mata sedikitpun untukku
Kau masih debu
Kini menjadi abu, yang membakar seluruh ragaku
"Selamat atas kemenanganmu !"

Berlayar Habsyi Hanya kepadaMu Ya Rabby

Penerang hati dikala hati bimbang
Cahaya bagi orang-orang yang telah bermunajat
Tasbih Cinta disepakati
Berlayar dari janji ke janji
dari kata ke kata
dari bait ke bait
dari alif bertasbih kelangit
sebelum arung nafas menepi
riak riak kasidah puisi
dalam lingkup Habsyi
cahaya puja puji
Hanya kepadaMu Ya Rabby

Lantunan abadi dalam jiwa
seperti matahari bertakbir pada alam semesta
Berdzikir dalam gerak nafas kehidupan
dalam mimpi yang panjang
tentang damai
SurgaMu Ya Rabby

Subuh Syahadat-Mu

Duniaku menari-nari khusyu
mengintai syukur dilafadz-Nya
Subhanallah tak henti henti
Peluk erat syahadat-Mu
Aku baru terjaga disepanjang mata memandang
Mengayuh asma-Mu dikesubuhan
Dari kedalaman samudera iman
Terbuka jendela,
pada gerimis yang mengeja
lewat atas tirai terbelenggu
Aku menatap nikmatMu
Bertepi
Menunggu senandung adzan berkumandang
Dan inilah,
Subuh syahadat-Mu

sujud untukMu

Aku melemah kembali, Ya Rabb
Menghitung disetiap desah yang turun
Air mata pada sehelai angin lautan

Aku melemah kembali, Ya Rabb
Tatkala kerapuhan membelai sekujur jiwaku
menyelip disetiap keramaian
aku haus akan maghfirahMu

Aku melemah kembali, Ya Rabb
Sebaris makna basmallah mengiba ku
Serintih sujud ini untukMu,
membingkai segala keakuan hati
bahwa Engkau-lah Maha Suci
Sebaris kata maaf yang kau catatkan pada gerimis berparas senyuman

Sementara aku hanya diam
Menggantung cahaya yang kini kian memudar

Entah, apa yang ku rasa saat ini ?
Ada kepiluan tersontak hening
Pada cahaya yang mulai gemerlap didadaku
Aku tak tau persis apa itu,
Aku hanya sedih dan kecewa. Hanya itu..

Benar, berbeda itu luka.

Rabu, 12 Juni 2013

Untuknya yang membuatku begitu berarti, lalu pergi.

Ketika rasa itu perlahan tumbuh
Seiring waktu yang berjalan
Hari-hari ku lalui tanpa sepi
Canda tawamu dan gerak-gerikmu
Setiap langkahmu adalah semangatku
Aku tak tau bagaimana awalnya
Semua terjadi begitu saja
Tapi aku segera sadar
Ini semua adlah cobaan

Aku tidak tau harus bagaimana dan seperti apa, hanya dengan tulisan -tulisan tak bermakna ini aku mencurahkan segala hal yang tidak pernah ku mengerti bagaimana awalnya dan seperti apa aku harus memahami akhir dari kisahku. Kisah yang mungkin tak akan pernah kamu baca, dan aku tau kamu tak akan pernah membaca nya. sejak awal harusnya aku bisa menahan rasa yang bahkan tidak ku ketahui kapan dan dimana tercipta nya, namun hati ini merasakannya. rasa itu... ahh ! Aku hampir saja mati. mati rasa... mungkin sudah. Berjuta kali pertanyaan-pertanyaan konyol terbesit dalam benakku, kamu? mengapa harus kamu? mengapa rasa itu tidak bisa hadir ketika aku bersama dia? kenapa ?! ku mohon, ini tidak adil untukku dan untuk orang yang selama ini menunggu cintaku, mencintaiku dengan segenap cinta yang bagi nya begitu sempurna. Ya Allah, mengapa hamba tidak bisa merasakan hal yang sama padanya.

Sedikit embun, dipelupuk mataku.
resah, gundah telah ku rasa malam ini. disejeret nama tertera dilayar handphone ku, aku bahkan tak tertarik untuk membaca nya. mungkin, karena aku tak butuh banyak orang untuk bahagia. kau tau, segala nya dihati ini telah menjadi milikmu? aku bahkan tidak mengerti, mengapa aku sejatuh ini? "jatuh hati". aku tak pernah begini sebelumnya, rindu ini mengalir begitu deras didadaku hingga terasa begitu sakit, karena terlalu sering memikirkanmu. aku hanya mencintaimu, hanya itu..



Kamu memang  yang terhebat, mampu membuat arti dalam hidupku . hingga tanpa kamu rasanya hidupku tak ada artinya.

Aku ingin keluar  dari sebentuk hati yang telah ia ciptakan tanpa sengaja aku selami. Aku ingin bebas seperti burung merpati yang dulu setiap sore ku pandangi disini.

Aku mulai ragu dengan hidupku lagi...

Kalaupun aku terluka bukan karena kamu telah menyakitiku, namun karena aku pernah mencintaimu dengan sungguh. Masih, hingga kini.
Cinta itu tak akan membunuhku, namun aku akan membunuh cinta itu!